Best Seller

Peti Mati Terlaris

Gambar
®MEBEL JATI SHOP RIMBA JAYA® Selamat datang di website peti jenazah peti mati dan siupan topang terbelo jepara RIMBA JAYA.  Kami memproduksi peti jenazah peti mati dan siupan berbagai jenis .  ➡ Peti jenazah peti mati segi empat ukiran perjamuan.  ➡ peti jenazah peti mati segi delapan ukiran perjamuan  ➡ peti jenazah peti mati segi empat Vanesia ukiran perjamuan  ➡ peti jenazah peti mati segi delapan diplomat ukiran perjamuan  ➡ peti jenazah peti mati bulat ukiran perjamuan ➡ peti jenazah peti mati pesawat ukiran perjamuan  ➡ peti jenazah peti mati ikan ukiran perjamuan  ➡ Peti jenazah peti mati segi empat ukiran delapan dewa .  ➡ peti jenazah peti mati segi delapan ukiran delapan dewa  ➡ peti jenazah peti mati segi empat Vanesia ukiran delapan dewa  ➡ peti jenazah peti mati segi delapan diplomat ukiran delapan dewa  ➡ peti jenazah peti mati bulat ukiran delapan dewa  ➡ peti jenazah peti mati pesawat ukiran delapan dewa  ➡ peti jenazah peti mati ikan ukiran

Sejarah Pekembangan Seni Ukir Indonesia.

Sejarah Pekembangan Seni Ukir Indonesia
Di Indonesia seni ukir sudah dikenal sejak lama yaitu sekitar 1450SM. Pada saat itu bahan yang dipakai sebagai media ukir adalah tanah liat, pelepah daun, kayu, batu, tulang atau bahan lain yang saat itu mudah ditemui dan mudah dipahat. Motifnyapun juga masih sangat sederhana. Biasanya beragam motif yang diukir merupakan simbol-simbol kepercayaan dan pesan untuk sebuah acara ritual kepercayaan.
Selanjutnya pada jaman 500SM hingga 300SM bahan media ukir mengalami perkembangan setelah ditemukannya logam seperti perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pada jaman ini ukiran sudah menggunakan teknologi cor. Motif ukir mengalami perkembangan mulai dari motif meander, pilin berganda, tumpal, topeng serta binatang dan manusia. Contoh motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu darikerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean.
Setelah masuknya agama Kristen Hindu, Budha dan Islam ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bentuk desain dan motif. Contoh peninggalan ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah.
Pada masa sekarang ukir kayu dan logam tidak hanya mengalami perkembangan pesat namun juga sudah bergeser dari motif dan kegunaannya. Dahulu ukiran dimaksudkan sebagai simbol pesan dalam kaitannya dengan kepercayaan. namun sekarang telah berubah menjadi seni hiasan yang cenderung hanya untuk mempercantik dan memperindah ruangan atau tempat dimana ukiran itu diadakan. Namun demikian pakem corak masing-masing daerah masih banyak dipertahankan, seperti motif Pejajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luarJawa.
Dapatkan mebel ukir minimalis dan peti jenazah berkualitas dengan harga yang kompetitif hanya di: www.mebelpetimati.com
LEGENDA SENI UKIR JEPARA
Dikisahkan seorang ahli seni pahat dan lukis bernama Prabangkara yang hidup pada masa Prabu Brawijaya dari Kerajaan Majapahit, pada suatu ketika sang raja menyuruh Prabangkara untuk membuat lukisan permaisuri raja sebagai ungkapan rasa cinta beliau pada permaisurinya yang sangat cantik dan mempesona.
Lukisan permaisuri yang tanpa busana itu dapat diselesaikan oleh Prabangkara dengan sempurna dan tentu saja hal ini membuat Raja Brawijaya menjadi curiga karena pada bagian tubuh tertentu dan rahasia terdapat tanda alami/khusus yang terdapat pula pada lukisan serta tempatnya/posisi dan bentuknya persis. Dengan suatu tipu muslihat, Prabangkara dengan segala peralatannya dibuang dengan cara diikat pada sebuah laying-layang yang setelah sampai di angkasa diputus talinya.
Dalam keadaan melayang-layang inilah pahat Prabangkara jatuh di suatu desa yang dikenal dengan nama Belakang Gunung di dekat kota Jepara.
Di desa kecil sebelah utara kota Jepara tersebut sampai sekarang memang banyak terdapat pengrajin ukir yang berkualitas tinggi. Namun asal mula adanya ukiran disini apakah memang betul disebabkan karena jatuhnya pahat Prabangkara, belum ada data sejarah yang mendukungnya.
Sejarah
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat, terdapat seorang patih bernama Sungging Badarduwung yang berasal dari Campa (Kamboja) ternyata seorang ahli memahat pula. Sampai kini hasil karya Patih tersebut masih bisa dilihat di komplek Masjid Kuno dan Makam Ratu Kalinyamat yang dibangun pada abad XVI.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit telah menyebabkan tersebarnya para ahli dan seniman hindu ke berbagai wilayah paruh pertama abad XVI. Di dalam pengembangannya, seniman-seniman tersebut tetap mengembangkan keahliannya dengan menyesuaikan identitas di daerah baru tersebut sehingga timbulah macam-macam motif kedaerahan seperti : Motif Majapahit, Bali, Mataram, Pajajaran, dan Jepara yang berkembang di Jepara hingga kini.
SENI UKIR PAPUA
Bagi suku Asmat, seni ukir kayu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah turun temurun menjadi suatu kebudayaan yang bukan saja dikenal di Papua dan Indonesia, melainkan sudah ke seluruh dunia. Bagi setiap turis asing yang berkunjung ke Papua, rasanya kurang lengkap apabila tidak mengenal atau membeli cenderamata karya ukir suku Asmat dalam berbagai ukuran.
Ciri khas dari ukiran suku asmat adalah polanya yang unik dan bersifat naturalis, dimana dari pola-pola tersebut akan terlihat kerumitan cara membuatnya sehingga membuat karya ukir suku Asmat bernilai tinggi dan sangat banyak diminati para turis asing yang menggemari karya seni.
Dari segi model, ukiran suku Asmat memiliki pola dan ragam yang sangat banyak, mulai dari patung model manusia, binatang, perahu, panel, perisai, tifa, telur kaswari sampai ukiran tiang. Suku Asmat biasanya mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup sehari-hari sebagai pola ukiran mereka, seperti pohon, perahu, binatang dan orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.
Mengukir adalah sebuah tradisi kehidupan dan ritual yang terkait erat dengan spiritualitas hidup dan penghormatan terhadap nenek moyang. Ketika Suku Asmat mengukir, mereka tidak sekedar membuat pola dalam kayu tetapi mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.
Open order by request peti jenazah peti mati jepara , kami pusat pengrajin peti jenazah peti mati di jepara. Perusahaan Peti jenazah kami berdiri pertama kali di jepara sejak tahun 70an yang di dirikan oleh BP H ALI ZUBAIDI  AL MRH.

Komentar

terlaris

kami jual berbagai macam jenis peti jenazah peti mati dan siupan / terbelo

Harga peti jenazah/peti mati produk kami termurah dan berkualitas

Peti mati proses menghias dalam